Oleh J.harianto Sholin
Mahasiswa STAI Luqman Al-Hakim
Semeter Empat
Pada
tangagal 16 april 2012 Seluruh sekolah menengah atas di indonesia telah
mengadakan ujian nasional untuk menentukan sejauh mana kemampuan merekan dan
seberapa banyak ilmu yang sudah mereka dapatkan selama berada disekolah SMA
yang mereka tempati untuk menuntut ilmu. Bukan hanya sampai disitu saja, ujian
ini juga yang menentukan mereka layak atau tidaknya untuk melanjutkan
pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.
Ujian itu berelangsung ternyata bukan
sebagaimana yang kita inginkan dalam pelaksanaannya. Dimana dalam melakuan
pelaksanaan UNAS terdapat sangat banyak kecurangan, dan kebohongan dimana mana.
Sebagaiman dikutib oleh Republika senin,16, April 2012 bahawa kecurangan kecurangan dan pembohongan
yang dilakuakan disekolah-sekolah begitu banyak macamnya mulai dari mengirim
kuci jawaban melalui via sms, cetakan kertas, bahkan melalui laman jejaring
sosial serta memberi kuci jawaban pada saat ujian itu berlangsung dan
yangblainnya.
Ini menandakan hilangnya sifat
kujujuran semua masyarakat disuatu sekolah tersebut baik itu guru, murid dan
bahkan pengawas ujian tersebut. Ironisnya pembohongan ini tidak hanya terjadi
di daerah yang minim keagamaannya tetapi ini terjadi juga yang sering kita
sebut sebagai kota santri seperti di
jombang, situbondo, surabaya jawa timur
dan yang lainnya (Republika senin, 16 April 2012). Bukan hanya penomena
itu kita dapat buktikan juga bahwa sudah beberapa kantin kejujura dibuat untuk
menguji ejauh mana sifat kejujuran yang dimiliki wara negeri ini. Tapi dengan
fakta yang real semua katin kejujuran itu kebangkrutanlah yang mereka dapatkan.
Ini sudah sangat jelas bahwa
kebayakan kita tidak lagi mengidahkan sifat-sifat jujur itu di dalam hati
(qolbu) kita. Dan pada saat kita berbuat sesuatu seakan akan tidak ada yang
mengawasi kita dan yang melihat kita melakukan suatu kecurangan. Ini bisa
pertanda bahwa hati kita dalam keadaan gelap dan sudah sangat mungkin ‘penuh’
dengan ‘kemaksiatan’.
Padahal kita sudah ketahui bahwa
negeri kita indonesia ini adalah negeri yang agamis. Sudah barang tentu tidak
ada satu pun agama di dunia ini yang membenarkan kebohongan. Tentunya tujuan
sebuah pendidikan tidaklah lepas dari menjadikan para anak didiknya menjadi
orang orang jujur. Dengan pengadaan UNAS ini ternyata terlihatlah bahwa para
guru guru juga bukannya memberi tauladan keapa anak didiknya, tetapi melatih
atau mengajari peserta didiknya untuk berdusta juga dapat kita katakan sebagai
‘latihan’ untuk korupsi.
Dengan melihat terpuruknya jiwa atau
mental masyarakat negeri ini terkhusus dikalangan para orang yang berpendidikan
serta orang yang dalam proses pendidikan tentu kita sangatlah perihatin terhadap
keadaan negeri kita ini kedepannya. Karena merekalah yang nantinya akan menjadi
pemimpin pemimpin di negeri kita ini.
Bukankah Allah dan Rosulnya
mengingatkan kepada kita untuk selalu berlaku jujur dan adil segala perbuatan
kita sebagai firman-NYA:
Dan
jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, Maka
kembalikanlah Perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. (Al-anfal ayat 58)
dan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian jujur, karena kejujuran
menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan dapat menunjukkan ke surga,
sesungguhnya ia yakni seseorang berbuat jujur dan memilih kejujuran hingga
ditulis di sisi Allah Azza wa Jalla sebagai orang yang jujur." Abu
Mu'awiyah berkata; "Dan seorang laki-laki senantiasa berbuat jujur dan
memilih kejujuran." (HR. Ahmad)
Nabi bersabda: Dan hendaklah kalian menjauhi
sikap dusta, karena kedustaan itu akan membawa pada kekejian, sedangkan
kekejian akan membawa kepada neraka. Dan tidaklah seorang berbuat dusta dan
selalu berdusta hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta. (HR.
Tarmizi)
Alangkah bahagianya
bagi orang orang yang selalu berbuat jujur dan berbuat adil karena
kejujuran dapat menunjukkan kesurganya
Allah SWT. dan Allah tidak menyukai orang orang yang berhianat. Dengan firman
dan hadis nabi ini tentunya sungguh meruginya orang yang berlaku kebohongan dan
juga Allah tidak menyukai mereka. Karena hasil dari segala proses amalan di
dunia ini melai dari yang terkecil hingga yang besar semunya itu kita arahkan
untuk mencapai keridhoan-NYA.
Untuk merubah wajah
negeri kita yang tercinta ini, tentu kita mulai dari diri kita sendiri untuk
selalu berbuat jujur dan memberi tauladan kepada semua orang dalam keluarga
kita dan sekitar kita. Apalagi bagi kita sebagai orang yang berilmu pendidikan
dan pemberi ilmu di negeri kita yang indah ini.
Kita kembali
mentauladani nabi tercinta kita yang sudah behasil mendidik para sahabatnya
dengan sifat kejujuran dan keadilan. Yang mana sampai saat ini tidak ada yang
tidak mengetahui para kholifah al-rosyidin yang memimpin dunia dan mengubah
wajah dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar