Selasa, 22 Mei 2012

STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku


DUSTA VS JUJUR UNAS 2012
                                                                                                           

                                          
Oleh J.harianto Sholin
                                             Mahasiswa STAI Luqman Al-Hakim
                                                                  Semeter Empat


            Pada tangagal 16 april 2012 Seluruh sekolah menengah atas di indonesia telah mengadakan ujian nasional untuk menentukan sejauh mana kemampuan merekan dan seberapa banyak ilmu yang sudah mereka dapatkan selama berada disekolah SMA yang mereka tempati untuk menuntut ilmu. Bukan hanya sampai disitu saja, ujian ini juga yang menentukan mereka layak atau tidaknya untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.
Ujian itu berelangsung ternyata bukan sebagaimana yang kita inginkan dalam pelaksanaannya. Dimana dalam melakuan pelaksanaan UNAS terdapat sangat banyak kecurangan, dan kebohongan dimana mana. Sebagaiman dikutib oleh Republika senin,16, April 2012  bahawa kecurangan kecurangan dan pembohongan yang dilakuakan disekolah-sekolah begitu banyak macamnya mulai dari mengirim kuci jawaban melalui via sms, cetakan kertas, bahkan melalui laman jejaring sosial serta memberi kuci jawaban pada saat ujian itu berlangsung dan yangblainnya.
Ini menandakan hilangnya sifat kujujuran semua masyarakat disuatu sekolah tersebut baik itu guru, murid dan bahkan pengawas ujian tersebut. Ironisnya pembohongan ini tidak hanya terjadi di daerah yang minim keagamaannya tetapi ini terjadi juga yang sering kita sebut sebagai kota santri seperti  di jombang, situbondo, surabaya  jawa timur dan yang lainnya (Republika senin, 16 April 2012). Bukan hanya penomena itu kita dapat buktikan juga bahwa sudah beberapa kantin kejujura dibuat untuk menguji ejauh mana sifat kejujuran yang dimiliki wara negeri ini. Tapi dengan fakta yang real semua katin kejujuran itu kebangkrutanlah yang mereka dapatkan.
Ini sudah sangat jelas bahwa kebayakan kita tidak lagi mengidahkan sifat-sifat jujur itu di dalam hati (qolbu) kita. Dan pada saat kita berbuat sesuatu seakan akan tidak ada yang mengawasi kita dan yang melihat kita melakukan suatu kecurangan. Ini bisa pertanda bahwa hati kita dalam keadaan gelap dan sudah sangat mungkin ‘penuh’ dengan ‘kemaksiatan’.
Padahal kita sudah ketahui bahwa negeri kita indonesia ini adalah negeri yang agamis. Sudah barang tentu tidak ada satu pun agama di dunia ini yang membenarkan kebohongan. Tentunya tujuan sebuah pendidikan tidaklah lepas dari menjadikan para anak didiknya menjadi orang orang jujur. Dengan pengadaan UNAS ini ternyata terlihatlah bahwa para guru guru juga bukannya memberi tauladan keapa anak didiknya, tetapi melatih atau mengajari peserta didiknya untuk berdusta juga dapat kita katakan sebagai ‘latihan’ untuk korupsi.
Dengan melihat terpuruknya jiwa atau mental masyarakat negeri ini terkhusus dikalangan para orang yang berpendidikan serta orang yang dalam proses pendidikan tentu kita sangatlah perihatin terhadap keadaan negeri kita ini kedepannya. Karena merekalah yang nantinya akan menjadi pemimpin pemimpin di negeri kita ini.
Bukankah Allah dan Rosulnya mengingatkan kepada kita untuk selalu berlaku jujur dan adil segala perbuatan kita sebagai firman-NYA: ƒ Š Ÿ  ƒ 
Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, Maka kembalikanlah Perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. (Al-anfal ayat 58)
dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian jujur, karena kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan dapat menunjukkan ke surga, sesungguhnya ia yakni seseorang berbuat jujur dan memilih kejujuran hingga ditulis di sisi Allah Azza wa Jalla sebagai orang yang jujur." Abu Mu'awiyah berkata; "Dan seorang laki-laki senantiasa berbuat jujur dan memilih kejujuran." (HR. Ahmad)
 Nabi bersabda: Dan hendaklah kalian menjauhi sikap dusta, karena kedustaan itu akan membawa pada kekejian, sedangkan kekejian akan membawa kepada neraka. Dan tidaklah seorang berbuat dusta dan selalu berdusta hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta. (HR. Tarmizi)
Alangkah bahagianya bagi orang orang yang selalu berbuat jujur dan berbuat adil karena kejujuran  dapat menunjukkan kesurganya Allah SWT. dan Allah tidak menyukai orang orang yang berhianat. Dengan firman dan hadis nabi ini tentunya sungguh meruginya orang yang berlaku kebohongan dan juga Allah tidak menyukai mereka. Karena hasil dari segala proses amalan di dunia ini melai dari yang terkecil hingga yang besar semunya itu kita arahkan untuk mencapai keridhoan-NYA.
Untuk merubah wajah negeri kita yang tercinta ini, tentu kita mulai dari diri kita sendiri untuk selalu berbuat jujur dan memberi tauladan kepada semua orang dalam keluarga kita dan sekitar kita. Apalagi bagi kita sebagai orang yang berilmu pendidikan dan pemberi ilmu di negeri kita yang indah ini.
Kita kembali mentauladani nabi tercinta kita yang sudah behasil mendidik para sahabatnya dengan sifat kejujuran dan keadilan. Yang mana sampai saat ini tidak ada yang tidak mengetahui para kholifah al-rosyidin yang memimpin dunia dan mengubah wajah dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar