Rabu, 30 Mei 2012

Konsep Lingkungan, Manajemen, Pengaruh Lingkungan Terhadap Siswa


A.                  Konsep Lingkungan sekolah

Lingkungan Sekolah yang kondusif sangat diperlukan agar tercipta proses pembelajaran yang bermutu. Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan pada siswa  sejak di bangku sekolah dasar.Diharapkan ketika berada di luar lingkungan sekolah, mampu menerapkan hidup bersih dan sehat seperti saat di sekolahnya.[1]
Tentu kita harus mengetahui bahwa sanya lingkungan sekolah dan budaya pendidikansekolah. Tatkala berbicara lingkunga sekolah ini merupaka diluar dari budaya pembelajaran yang merupakan faktor ekternal yang akan membangun budaya yang baik pula.
Sehingga jika lingkungan hidup disekolah kita bangun denga susana yang alami, islami dan ilmiah, ini tentunya yang akan membangun budaya jujur, kompak, ramah, cinta kakan ilmu disebuah sekolah yang  disana melakuakn proses transper nilai, sikap, dan perbuatan yang akan diberikan kepada peseta didik. Ini sangat berbea dengan sebuah perusahan yang disana sudah yang yang lebih dibangun dalah budaya kerja yang efektif bagi kariawan dan atasan.
Sehingga standar pengelolaan PLH disekolah  pada pendidikan dasar dan menengah pada hakekatnya belum ada. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil observasi langsung pada sekolah, implementasi PLH di sekolah dapat dibuat untuk membentuk pola pengembangan PLH pada pendidikan dasar dan menengah dalam mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya-upaya sebagai berikut berikut:[2]

Adanya Manajemen PLH di Sekolah

            Manajemen PLH di sekolah dapat dilakukan dengan mengacu pada prinsip dan elemen ISO 14.001 yang meliputi Plan, Do, Check, dan Action. Hal ini juga sejalan dengan peningkatan pengelolaan sekolah (School Based Manajemen) dalam meningkatkan mutu pengelolaan sekolah secara mandiri. Sedangkan prinsip dan elemen pelaksanaan pengelolaan PLH di sekolah dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1.      Kebijakan PLH di sekolah
            Menurut SML – ISO 14001, kebijakan lingkungan adalah pernyataan oleh organisasi tentang keinginan dan prinsip-prinsipnya berkaitan dengan kinerja lingkungan secara keseluruhan yang memberikan kerangka untuk tindakan dan untuk penentuan sasaran dan target (objectives and targets). Menejemen puncak, dalam hal ini kepala sekolah, menetapkan kebijakan pendidikan lingkungan hidup sekolah, struktur dan tanggung jawab.

2.      Perencanaan (plan)
            Dalam melakukan perencanaan pengelolaan lingkungan di sekolah diperlukan identifikasi aspek lingkungan, identifikasi peraturan perundang-undangan, penetapan tujuan dan sasaran lingkungan sekolah serta penetapan program lingkungan untuk pencapaiannya.

3.      Pelaksanaan (do)
            Untuk menerapkan (do) PLH pada sistem ini, organisasi mengembangkan kemampuan dan mekanisme yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran PLH di sekolah. Mekanisme prinsip penerapan yang dibangun seperti disyaratkan, terdiri dari tujuh elemen, yaitu: (1) struktur dan tanggungjawab; (2) pelatihan, kepedulian dan kompetensi, (3) komunikasi; (4) dokumentasi dan pengendaliannya; (5) kesiagaan dan tanggap darurat.

4.      Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan
            Pemeriksaan dan tindakan koreksi dilaksanakan oleh organisasi untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja lingkungan sekolah. Prinsip pemeriksaan dan tindakan koreksi terdiri dari empat elemen, yaitu: pemantauan dan pengukuran, ketidaksesuaian, tindakan koreksi/pencegahan, rekaman, dan audit SML.

5.      Tinjauan Ulang Manajemen
            Hasil dari proses pemeriksaan dan tindakan koreksi tersebut dijadikan masukan bagi manajemen dalam menerapkan prinsip pengkajian dan penyempurnaan, yaitu berupa kajian ulang manajemen yang dilaksanakan organisasi setiap enam bulan/ satu tahun sekali, atau bila dianggap perlu.

Adanya Kinerja PLH di Sekolah

            Kinerja Pendidikan Lingkungan Hidup di sekolah dapat diukur melalui pengintegrasian materi lingkungan hidup dalam kegiatan:

1.      Kurikulum
Pengintegrasian PLH dalam kegiatan kurikuler mempunyai arti bahwa PLH tidak merupakan suatu mata pelajaran/bidang keahlian baru tetapi materi lingkungan hidup terintegrasi ke dalam mata pelajaran atau program yang relevan atau sesuai. Cara mengintegrasikan PLH dalam kegiatan kurikuler dimulai dari menganalisis kemampuan/sub kemampuan setiap bidang keahlian/program keahlian sampai menghasilkan suatu materi kejuruan yang berkaitan dengan materi lingkungan hidup. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mempunyai kompetensi atau sikap profesional sesuai bidang keahlian yang dimilikinya dan sejalan dengan tuntutan pembangunan yang berkelanjutan.

2.      Ekstrakurikuler
            Kegiatan ekstrakurikuler seperti 7 K yang mencakup keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, dan kesehatan merupakan suatu wadah yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan materi lingkungan kepada siswa dalam kegiatan konkret. Kegiatan konkret tersebut dapat dilakukan pada perayaan hari internasional, nasional, dan lokal dengan membahas masalah lingkungan global, nasional dan lokal yang sedang terjadi, gerakan kebersihan lingkungan sekolah, pasar, perumahan, gerakan penggunaan sepeda, jalan kaki, bus umum, lomba karya ilmia, kampanye lingkungan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan dan kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat. Pelaksanaan pengintegrasian materi lingkungan hidup pada kegiatan ektrakurikuler dapat memilih metode dan media sesuai dengan kondisi lapangan. Kegiatan ini diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku siswa dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

3.      Penampilan Sekolah
            Dalam mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan (sekolah yang menanamkan nilai-nilai lingkungan hidup kepada seluruh warga dan masyarakat sekitarnya) dapat dikembangkan untuk mengantisipasi berbagai macam persoalan lingkungan, khususnya kegiatan yang memiliki dampak atau akibat aktivitas kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah.  Penampilan sekolah berbudaya lingkungan secara umum dapat dinilai dari adanya : 1) Penerapan hemat energi 2) Manajemen/ pengelolaan pemisahan sampah 3) Pengelolaan air bersih dan kotor 4) Pengelolaan emisi/ gas buang 5) Penghijauan 6) dll.

4.      Sikap dan perilaku warga sekolah
            Sikap dan perilaku warga sekolah terhadap lingkungan hidup merupakan nilai yang paling penting dalam mewujudkan Sekolah Berbudaya Lingkungan. Pelaksanaan PLH disekolah mempunyai sasaran meningkatkan kepedulian seluruh warga sekolah (kepala dan wakil sekolah, tenaga administrasi, guru, dan siswa) terhadap lingkungan. Standar penilaian dapat dibuat sesuai kebutuhan sekolah. Sebagai contoh untuk menilai sikap dan perilaku siswa dengan kategori baik atau jelek dapat dilihat dari penampilan kelasnya. Jika kelas siswa kelihatan kotor, apakah akibat banyak kertas berserakan dan banyak coretan di dinding, kelasnya dapat dinilai bahwa siswa tersebut belum memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Demikian juga bagi guru, tenaga administrasi, dan kepala sekolah dapat dinilai dari ruang kerja masing-masing unit. Sedangkan mengukur keberhasilan (sikap dan perilaku) sekolah dalam mewujudkan SBL dapat dinilai seluruh unsur (warga) yang ada di sekolah[3]
 Dengan kebijaksanaan yang dilakukan diatas yang akan mejadikan dan membentuk budaya dalam sekolah yang akan menjadikan keadaan sekolah yang aman, tertib dan terbangun lingkungan yang tentram. Tatkala kita berbicara budaya dalam sebuah sekolah tanpa adanya wajah atau tampilan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman ini bagaimana kita bisa katakan budaya itu dan prilaku siswa tersebut dapat dikatakan baik. Wajah atau tampilan sekolahlah sebagai salah satu cara penilaian yang dapat dilakukan terhadap tingkah laku dan budaya sekolah baik atau jeleknya dalam sekolah tersebut.
Demikian juga tehadap budaya sekolah yang  islami. Setelah terbentuknya lingkungan sekolah yang aman tentram dan tertib ini, yang akan membetuk budaya sekolah yang kompak, jujur, simpati dan ramah serta berjiwa kerja sama seluruh warga sekolah. Dalam menunjang dan peningkatan pendidikan sekolah. Maka dapat dikatan tanpa adanya lingkunya sekolah yang nayaman dan bersih, tertib, serta tentram maka budaya pendidikan yang nyaman dan baik juga sulit dibentuk dalam sebuah sekolah karna keadaan lingkungan sekolah  itu sanga mempengaruhi sikap dan tingkah laku warga sekolah.

B.      Pengaruh lingkungan terhadap siswa
Berbicara tentang pengaruh lingkungan sekolah terhadap siswa tentu sangat kuat pengaruh lingkungan terhadap siswa baik itu nantiakan meningkatkan mutu dan semangat belajar siswa ataupun malah sebaliknya yang akan menjadikanmurid tidak memeliki semangat dan kemauan dalm belajar. Oleh karena itu disilah sekolah itu membantuk atau mendesain lingkungan sekolah membentuk budaya yang alami, ilmiah dan islami. Dan tentunya juga lingkungan yang aman tertib dan indah. Sehingga peran lingkungan ini terarah dan menjadi sebagai pendorong dan sebagai alat untuk mempengaruhi murid dalam mengikuti pembelajaran.
Sehingga lingkungan memberikan stimulasi kepada siswa untuk berkonsentrasi, menumbuhkan motivasi ataupun menumbuhkan sikap dan daya bersaing dengan teman-teman sebayanya.
Sehingga lingkungan sekolah juga sangat berpegaruh terhadap perkembangan anak didik dalam pertumbuhan fisik dan rohaninya. Dikarnakan waktu yang digunakan  seorang anak didik dalam menujang pendidikan dan mendpatkan ilmu pengetahuan berada pada sekolah yang dia tempati cukup lama dan melihat contoh yang akan ditiru dan dijadikan sebagai tauladannya.
Seperti diketahui bahwa kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat belajar siswa sangat bergantung pada lingkungan belajar. Lingkungan belajar dalam konteks pendidikan mempunyai peranan penting yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan karena lingkungan adalah tempat interaksi langsung dalam belajar oleh karena itu disini kami akan memberikan beberapa contoh kondisi lingkungan belajar yang efektif.
Contoh-contoh kondisi lingkungan belajar anak yang efektif:
1.                  Lingkungan yang menumbuhkan daya saing (kompetitif)
Lingkungan yang menumbukan daya saing (kompetitif) bagi akan menumbuhkan minat belajar untuk mendapatkan performa (tampilan) yang terbaik. Dengan adanya daya saing dari lingkungan, anak akan terpicu untuk belajar lebih giat.
Biasanya, ukuran keberhasilan siswa diambil dari nilai tertinggi yang ada. Jika nilai tertinggi disekolah tersebut rendah, dibandingkan dengan nilai di sekolah lain, bisa diartikan bahwa lingkungan sekolah tersebut kurang kompetitif. Yang menjadi masalahnya adalah, biasanya guru mengambil nilai berdasarkan rata-rata kelas. Sehingga, siswa yang terpintar disuatu sekolah belum tentu pintar di sekolah lain. Untuk menyiasati hal ini, diharapkan kepada guru untuk menumbuhkan jiwa kompetisi kepada siswanya.
2.                  Lingkungan yang aman, nyaman dan kondusif.
Lingkungan yang aman, nyaman dan kondusif juga sangat mempengaruhi minat belajar siswa. Bahkan dalam sebuah penelitian, penggunaan cat dalam lingkungan kelas mempengaruhi minat dan konsentrasi siswa. Lingkungan yang bebas dari kebisingan, tempat belajar yang baik dan didukung peralatan yang memadai akan mempengaruhi minat siswa dalam belajar.

3.                  Lingkungan yang memberikan stimulasi dan menumbuhkan kreasi.
Lingkungan yang kaya dengan stimulasi akan menumbuhkan minat yang besar pada siswa. Dengan besarnya stimulasi dari lingkungan, siswa akan merespon stimulasi tersebut dengan menciptakan sesuatu yang berbeda. Lingkungan sekolah yang mempunyai kegiatan ekstrakurikuler yang banyak misalnya, akan mengeksplorasi minat/bakat siswa sesuai dengan keinginannya. Jadi minat siswa akan tersalurkan pada kegiatan-kegiatan sekolah yang ada dan sesuai. Stimulasi yang positif dan banyak dari lingkungan, akan memperkaya siswa untuk menumbuhkan kreasi yang beragam.[4]

C.                  Manajemen Lingkungan

1.                  Tujuan manajemen lingkungan sekolah
Beberapa manfaat yang bisa diambil dari upaya pengembangan manajemen sekolah diantaranya :
a.    Menjamin kualitas kerja yang lebih baik
b.    Membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik komunikasi vertikal maupun horizontal
c.    Lebih terbuka dan transparan
d.   Menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi
e.    Meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan
f.     Jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki
g.    Dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK

     2.  Prinsip-prinsip manajemen lingkungan dan budaya sekolah.
Pengetahuan dan kesopanan para personil sekolah yang disertai dengan kemampuan untuk memperoleh kepercayaan dari siapa saja akan memberikan kesan yang meyakinkan bagi orang lain. Dimensi ini menuntut para guru, staf dan kepala sekolah tarmpil, profesional dan terlatih dalam memainkan perannya memenuhi tuntutan dan kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat.
Upaya pengembangan budaya sekolah seharusnya mengacu kepada beberapa prinsip berikut ini.[5]
a.      Berpedoman pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah.
Pengembangan budaya sekolah harus senantiasa sejalan dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Fungsi visi, misi, dan tujuan sekolah adalah mengarahkan pengembangan budaya sekolah. Visi tentang keunggulan mutu misalnya, harus disertai dengan program-program yang nyata mengenai penciptaan budaya sekolah.

b.      Penciptaan Komunikasi Formal dan Informal.
            Komunikasi merupakan dasar bagi koordinasi dalam sekolah, termasuk dalam menyampaikan pesan-pesan pentingnya budaya sekolah. Komunikasi informal sama pentingnya dengan komunikasi formal. Dengan demikian kedua jalur komunikasi tersebut perlu digunakan dalam menyampaikan pesan secara efektif dan efisien.

c.       Inovatif dan Bersedia Mengambil Resiko.
Salah satu dimensi budaya organisasi adalah inovasi dan kesediaan mengambil resiko. Setiap perubahan budaya sekolah menyebabkan adanya resiko yang harus diterima khususnya bagi para pembaharu. Ketakutan akan resiko menyebabkan kurang beraninya seorang pemimpin mengambil sikap dan keputusan dalam waktu cepat.[6]

d.      Memiliki Strategi yang Jelas.
Pengembangan budaya sekolah perlu di landasi oleh strategi dan program. Startegi mencakup cara-cara yang ditempuh sedangkan program menyangkut kegiatan operasional yang perlu dilakukan. Strategi dan program merupakan dua hal yang selalu berkaitan.

e.      Berorientasi pada Kinerja.
Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada sasaran yang dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan mempermudah pengukuran capaian kinerja dari suatu sekolah.

f.        Sistem Evaluasi yang Jelas.
Untuk mengetahui kinerja pengembangan budaya sekolah perlu dilakukan evaluasi secara rutin dan bertahap: jangka pendek, sedang, dan jangka panjang. Karena itu perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam hal: kapan evaluasi dilakukan, siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut yang harus dilakukan.

g.      Memiliki Komitmen yang Kuat.
Komitmen dari pimpinan dan warga sekolah sangat menentukan implementasi program-program pengembangan budaya sekolah. Banyak bukti menunjukkan bahwa komitmen yang lemah terutama dari pimpinan menyebabkan program-program tidak terlaksana dengan baik.

h.      Keputusan Berdasarkan Kesepakatan
Ciri budaya organisasi yang positif adalah pengambilan keputusan partisipatif yang berujung pada pengambilan keputusan bersama. Meskipun hal itu tergantung pada situasi keputusan, namun pada umumnya kesepakatan dapat meningkatkan komitmen anggota organisasi dalam melaksanakan keputusan tersebut.[7]

i.        Sistem Imbalan yang Jelas.
Pengembangan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan meskipun tidak selalu dalam bentuk barang atau uang. Bentuk lainnya adalah penghargaan atau kredit poin terutama bagi siswa yang menunjukkan perilaku positif yang sejalan dengan pengembangan budaya sekolah.

j.      Evaluasi Diri
Evaluasi diri merupakan salah satu alat untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi di sekolah. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan curah pendapat atau menggunakan skala penilaian diri. Kepala sekolah dapat mengembangkan metode penilaian diri yang berguna bagi pengembangan budaya sekolah

 

Kesimpulan


Berbicara masalah lingkungan tentunya kita akan sangat bergantung padanya, begitu juga lingkungan sebuah sekolah  akan sangat jelas begitu siknifikan pengaruhnya dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Seiring dengan itu maka adanya konsep lingkungan sekolah dan manajemen lingkungan sekolah yang akan mendukung keberhasilan tercapainya tujuan sekolah tersebut.
Oleh karena itu, sekolah haruss memiliki kebijakan tertentu dalam pengelolaan lingkungannya dari dari penerapan 7 K mulai dari ketertiban, kebersihan, kerapian, keindahan dan yang lainnya serta mendidik anak didiknya peka terhadap kebersiha sekolah dan pengelolaan sampah- sampah yang ada di sekolah yang berbentuk organik maupun anorganik.
Dan melakukan rangcangan aksi manajemen lingkungan dengan menanam bunga dan tanaman yang bagus disekitar sekolah, membuat taman bunga didepan maupun di sekeliling kelas atau membuat bunga pot di dalam kelas secukup mungkin.




Daftar Pustaka

http://www.menlh.go.id/ekolabelsml/sml/index.php?option=content&task=view&id=20&Itemid=22 Mei 2006

http://www.pengelolaan+ lingkungan+di+sekolah.com


http://www.wikipedia.com/·diakses 18 Maret 2012.


[1] http://www.menlh.go.id/ekolabel-sml/sml/index.php?option=content&task=view&id=20&Itemid=22 Mei 2006
[2] http://www.pengelolaan+ lingkungan+di+sekolah.com
[3] http://www.dqschile.com/futuretense_cs/dqs/files/Grafiken/UMS_Baum_Eng.gif

[4] http://www.psychologymania.com/2012/04/pengaruh-lingkungan-belajar-terhadap.html
5.http:/www.google.com.diakses 17 Maret 2012.Budaya Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah.
[6] Sudrajat, A.2010. Pengembangan Budaya Sekolah.http:/www.google.com.diakses 17 Maret 2012.
[7] http://www.wikipedia.com/·diakses 18 Maret 2012.


Jumat, 25 Mei 2012

STAIL Hidayatullah Surabaya kampusku


HP HARAM DAN SIKAP SANTRI

J.harianto sholin
Mahasiswa STAIL Hidayatullah Semester 4

Teknologi adalah suatu yang tak terbendung lagi bagi semua orang untuk saat. Dengan demikian sudah layak semua kalangan mahasiswa memiliki alap berupa HP sebagai penunjan informasi untuk wawasannya. Tapi, pernyataan ini sangat jaih berbeda dengan santri Hidayatullah Surabaya. Lalu bagaima sikap santri ,,?
Pondok pesantren Hidayatullah surabaya adalah salah satu tempat miniatur islam yang didalamnya menegakkan syari’at islam dalam kehidupan sehari hari orang orang yang ada disana. Walaupun begitu pesatnya perkembagan teknologi pada saat ini, pondok ini tidak begitu terpengaruh dengan hal hal teknologi yang begitu kuat dalam merubah sikap manusia pada saat sekarang ini.
Pesantren Hidayatullah Surabaya ini memang sudah mendirikan pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Santri yang kelas SMP sampai mahasiswa dilakukan berasrama yang akan menjaga dan mengontrol kemajuan pendidikan anak, perkembangan anak dan terkhusus akhlak anak. Agar tidak terpengaruh oleh hal hal yang mengganggu proses belajar dan merusak akhlak para santri. Ini yang merupakan pusat perhatian pendidikan di pesantren ini yang cita cita untuk menjadikan lulusan dari pondok pesantren Hidayatullah Surabaya ini memiliki tauhid yang kokoh dan akhlak yang mulia serta mampu menegakkan ibadahnya secara mandiri.
Salah satu hal yang merupakan pelanggaran yang beat di pondok pesantren ini adalah menggunakan HP dan bahkan haram hukumnya bagi orang yang memilikinya. Ini berlaku bukan hanya bagi santri SMP atau SMA tetapi haramnya menggunakan HP ini juga berguna bagi mahasiswa mulai dari semeter satu hingga semester tujuh.
Dengan keadaan seperti ini ternyata bukan menjadikan santri bersikap tidak baik atau tidak patuh terhadap peraturang dalam pondok pesantren ini. Tapi ini ternyata di sadari olah para santi bahwa penggunaan HP  yang belum pada saatnya malah menjadikan semangat belajar yang menurun dan bahkan HP ini juga menjadikan santri menjadi malas belajar. Sehigga dengan pengharaman HP seperti ini tidak menjadikan para santri ketinggalan jaman tetapi malah membuat waktu yang dimiliki para santri bisa digunakan secara maksimal untuk tuntutan belajarnya.
Walaupun demikian pondok pesantren Hidayatullah ini bukan berarti langsung memutuskan hubungan silaturahmi kepada orang tua melalui jaringan telpon. Tetapi para pengasuh pesantren ini memberikan pasilitas HP umum yaitu Hp yang hanya digunakan untuk menelpon yang penting saja kepada keluarga dan HP ini di pegang olah pengasuh pesantren. Ini lah salah satu yang merupakan pelayanan yang menjadikan para santri dapat berkomunikasi kepada keluarga dengan terkontrol dan tidak terpengaruh oleh rusaknya moral yang ada pada para pelajar saat ini.
Dengan kemitmen pondok pesantren ini yang akan menjadikan para santrinya yang bisa tampil bagi masyarakat dan sebagai pencerah bagi ummat. Sehingga akan terbangun peradan islam kembali di permukaan bumi ini sebagai mana cita cota besar pondok pesantren Hidayatullah Se-Indonesia.
Dengan kepercayaan bersama antara para santri dan pengasuh pondok pesantren ini, terbentuklan suasana dan kehidupan yang Islami, ilmiah dan alamiah serta tidak lepas dari syari’at Islam sebagai proritas utama. Dengan dukungan dari para santri yang memberikan sikap yang positif  terhadap seluruh peraturan pondok . sehingga aktivitas yang ada di pesantren ini berjalan dengan baik dan terbentuk jiwa jiwa yang jujurempati dan kerjasama.
Oleh karena itu mari kita sebagai santritetap menjaga kepercayaan dan kejujuran kita sesama penghuni yang ada di bawah naungan pondok pesantren Surabaya ini. Tentunya seorang pendidik kita lebih tau tentang diri kita dari pada kita sendiri karna mereka sudah pernah mangalami dan melawati seperti kita saat ini. Sedangkan kita belum mengalami keadaan para pendidik kita. Dengan sikap yang baik terhadap haram HP ini ternyata membantu diri kita agar kita tidak membuang buang waktu belajar kita kedalam hal yang tidak bermanfaat. Dan sudah hal yang pasti itu semua adalah untuk masa depan para santri dan mental yang kuat.

Selasa, 22 Mei 2012

STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku


DUSTA VS JUJUR UNAS 2012
                                                                                                           

                                          
Oleh J.harianto Sholin
                                             Mahasiswa STAI Luqman Al-Hakim
                                                                  Semeter Empat


            Pada tangagal 16 april 2012 Seluruh sekolah menengah atas di indonesia telah mengadakan ujian nasional untuk menentukan sejauh mana kemampuan merekan dan seberapa banyak ilmu yang sudah mereka dapatkan selama berada disekolah SMA yang mereka tempati untuk menuntut ilmu. Bukan hanya sampai disitu saja, ujian ini juga yang menentukan mereka layak atau tidaknya untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.
Ujian itu berelangsung ternyata bukan sebagaimana yang kita inginkan dalam pelaksanaannya. Dimana dalam melakuan pelaksanaan UNAS terdapat sangat banyak kecurangan, dan kebohongan dimana mana. Sebagaiman dikutib oleh Republika senin,16, April 2012  bahawa kecurangan kecurangan dan pembohongan yang dilakuakan disekolah-sekolah begitu banyak macamnya mulai dari mengirim kuci jawaban melalui via sms, cetakan kertas, bahkan melalui laman jejaring sosial serta memberi kuci jawaban pada saat ujian itu berlangsung dan yangblainnya.
Ini menandakan hilangnya sifat kujujuran semua masyarakat disuatu sekolah tersebut baik itu guru, murid dan bahkan pengawas ujian tersebut. Ironisnya pembohongan ini tidak hanya terjadi di daerah yang minim keagamaannya tetapi ini terjadi juga yang sering kita sebut sebagai kota santri seperti  di jombang, situbondo, surabaya  jawa timur dan yang lainnya (Republika senin, 16 April 2012). Bukan hanya penomena itu kita dapat buktikan juga bahwa sudah beberapa kantin kejujura dibuat untuk menguji ejauh mana sifat kejujuran yang dimiliki wara negeri ini. Tapi dengan fakta yang real semua katin kejujuran itu kebangkrutanlah yang mereka dapatkan.
Ini sudah sangat jelas bahwa kebayakan kita tidak lagi mengidahkan sifat-sifat jujur itu di dalam hati (qolbu) kita. Dan pada saat kita berbuat sesuatu seakan akan tidak ada yang mengawasi kita dan yang melihat kita melakukan suatu kecurangan. Ini bisa pertanda bahwa hati kita dalam keadaan gelap dan sudah sangat mungkin ‘penuh’ dengan ‘kemaksiatan’.
Padahal kita sudah ketahui bahwa negeri kita indonesia ini adalah negeri yang agamis. Sudah barang tentu tidak ada satu pun agama di dunia ini yang membenarkan kebohongan. Tentunya tujuan sebuah pendidikan tidaklah lepas dari menjadikan para anak didiknya menjadi orang orang jujur. Dengan pengadaan UNAS ini ternyata terlihatlah bahwa para guru guru juga bukannya memberi tauladan keapa anak didiknya, tetapi melatih atau mengajari peserta didiknya untuk berdusta juga dapat kita katakan sebagai ‘latihan’ untuk korupsi.
Dengan melihat terpuruknya jiwa atau mental masyarakat negeri ini terkhusus dikalangan para orang yang berpendidikan serta orang yang dalam proses pendidikan tentu kita sangatlah perihatin terhadap keadaan negeri kita ini kedepannya. Karena merekalah yang nantinya akan menjadi pemimpin pemimpin di negeri kita ini.
Bukankah Allah dan Rosulnya mengingatkan kepada kita untuk selalu berlaku jujur dan adil segala perbuatan kita sebagai firman-NYA: ƒ Š Ÿ  ƒ 
Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, Maka kembalikanlah Perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. (Al-anfal ayat 58)
dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian jujur, karena kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan dapat menunjukkan ke surga, sesungguhnya ia yakni seseorang berbuat jujur dan memilih kejujuran hingga ditulis di sisi Allah Azza wa Jalla sebagai orang yang jujur." Abu Mu'awiyah berkata; "Dan seorang laki-laki senantiasa berbuat jujur dan memilih kejujuran." (HR. Ahmad)
 Nabi bersabda: Dan hendaklah kalian menjauhi sikap dusta, karena kedustaan itu akan membawa pada kekejian, sedangkan kekejian akan membawa kepada neraka. Dan tidaklah seorang berbuat dusta dan selalu berdusta hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta. (HR. Tarmizi)
Alangkah bahagianya bagi orang orang yang selalu berbuat jujur dan berbuat adil karena kejujuran  dapat menunjukkan kesurganya Allah SWT. dan Allah tidak menyukai orang orang yang berhianat. Dengan firman dan hadis nabi ini tentunya sungguh meruginya orang yang berlaku kebohongan dan juga Allah tidak menyukai mereka. Karena hasil dari segala proses amalan di dunia ini melai dari yang terkecil hingga yang besar semunya itu kita arahkan untuk mencapai keridhoan-NYA.
Untuk merubah wajah negeri kita yang tercinta ini, tentu kita mulai dari diri kita sendiri untuk selalu berbuat jujur dan memberi tauladan kepada semua orang dalam keluarga kita dan sekitar kita. Apalagi bagi kita sebagai orang yang berilmu pendidikan dan pemberi ilmu di negeri kita yang indah ini.
Kita kembali mentauladani nabi tercinta kita yang sudah behasil mendidik para sahabatnya dengan sifat kejujuran dan keadilan. Yang mana sampai saat ini tidak ada yang tidak mengetahui para kholifah al-rosyidin yang memimpin dunia dan mengubah wajah dunia.